JASA SURVEI GEOLISTRIK DAN LOGGING TEST

JASA SURVEI GEOLISTRIK DAN LOGGING TEST

   kontraktorair.com  adalah media informasi dan media penyediaan jasa mengenai DRILLING DIVISION antara lain seperti Pembuatan Sumur Bor Dalam (Deep Well), Pembuatan Sumur Dangkal (Shallow Well), Pembuatan Sumur Pantau (Monitoring Well), Dewatering System, Bore Pile, Bore Coring (Horizontal and Vertical), Automatic Water Level Record, Mechanical & Electrical, WTP, STP, RO    GEOLOGICAL SERVICE DIVISION antara lain seperti Pemeliharaan Sumur (By Air Compressor), Cabut/Pasang Submersible Pump, Geolectrial Survey, Logging Test, Pumping Test (Pompa Uji), Deep Well Inspection (Bore Hole Camera), Pengurusan Ijin Deep Well, Sumersible Pump (Sales/Service), Geological Consult.

   JASA BIDANG PENGERJAAN TANAH DASAR antara lain seperti Jasa Pengurugan Tanah, Jasa Land Cut And Fill, Jasa Bongkar Bongkar Bangunan, Jasa Land Clearing, Galian dengan alat berat dan manual, Supplier Tanah Merah, Jasa Pembuangan Puing & Sampah Proyek, Sondir, Soil Test and Hidrologist

Welcome & Thanks For Visit kontraktorair.com Kali ini kita akan membahas mengenai JASA SURVEI GEOLISTRIK DAN LOGGING TEST

Survei Geolistrik CV. Indonesia Drilling

Ringkasan  JASA SURVEI GEOLISTRIK DAN LOGGING TEST) kontraktorair.com

                                                                                               

BAB I             PENDAHULUAN                                                                           

1.1  Dasar Pemikiran                                                               

1.2  Tujuan Penyelidikan                                                          

1.3  Waktu dan Lokasi Penyelidikan                                      

1.4  Peralatan yang digunakan                                                

BAB II                        GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI

                        2.1  Geologi Daerah Penyelidikan                                                

                        2.2  Hidrogeologi                                                                  

                         

BAB III          GEOLISTRIK METODE SCHLUMBERGER

                        3.1 Dasar  Penyelidikan Geolistrik                                          

                        3.2 Faktor Pembatas pada Pengukuran Geolistrik                  

                                   

BAB IV          HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN                           

                        4.1 Penampang Tegak Tahanan Jenis                                    

                        4.2 Lapisan Penampang Tegak Tahanan Jenis Arah A-B     

                       

BAB V           KESIMPULAN DAN SARAN

                        5.1 Kesimpulan                                                              

                        5.2 Saran                                                                             

DAFTAR GAMBAR

1.      Denah Lokasi Daerah Penyelidikan                                           

2.      Peta Geologi Daerah Penyelidikan                                                 

3.      Susunan Elektroda menurut aturan Schlumberger                    

4.      Penampang Tegak Tahanan Jenis                                        

5.      Penampang Tegak Tahanan Jenis Arah A-B                                   

DAFTAR TABEL

1.     Hasil Interpretasi dan Korelasi antara Geologi, hidrogeologi dan          

      pendugaan geolistrik

2.     Tabel Ketebalan akuifer pada titik duga geolistrik (P)                                

LAMPIRAN

-          Hasil Interpretasi Komputer

BAB I

PENDAHULUAN

1.1             Dasar Pemikiran

Kebutuhan manusia akan air merupakan sesuatu yang inherent (melekat) dalam segenap perikehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini sebagian dapat diperoleh dari sumber – sumber daya air permukaan seperti air hujan, sungai, danau, waduk dan lain-lain. Namun, perkembangan populasi umat manusia yang begitu pesat ‘memaksa’ kita untuk memikirkan sumber- sumber air alternatif untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan sumber-sumber air permukaan tadi.

Salah satu solusi yang dapat dikedepankan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan memanfaatkan potensi air yang berada di bawah permukaan tanah. Pemanfaatan sumber air bawah tanah dapat dilakukan melalui pembuatan sumur bor dan dari sumur bor ini diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai penyedia air bagi keperluan umat manusia. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perencanaan pengembangan sumur bor sangat perlu ditunjang dengan penyelidikan pendugaan geolistrik.

1.2             Tujuan Penyelidikan

Penyelidikan pendugaan geolistrik bertujuan untuk mengetahui keberadaan lapisan batuan yang berfungsi sebagai akuifer (lapisan batuan pembawa air), dimana hasil penyelidikan pendugaan geolistrik ini akan memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan bawah permukaan tanah seperti, ketebalan, kedalaman, serta penyebaran lapisan batuan sehingga nantinya akan membantu perencanaan lokasi dan kedalaman sumur bor.

1.3             Waktu dan Lokasi Penyelidikan

Pendugaan geolistrik di lokasi ini telah dilaksanakan pada tanggal dan 

Sketsa Lokasi

1.4             Peralatan yang Digunakan

Untuk pendugaan geolistrik ini dipergunakan seperangkat peralatan yang terdiri dari :

-         Peralatan geolistrik ABEM DC Terrameter – SAZ 2000

-         Elektroda arus yang terbuat dari logam atau stainless-steel, elektroda potensial porous pot Cu-CuSO4

-         kabel

-         alat komunikasi

-         palu atau martil dan alat penunjang lainnya

BAB II

GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI

2.1 Geologi Daerah Penyelidikan

       Secara vertikal maupun lateral, satuan batuan yang menyusun daerah ini terdiri dari:

Aluvium (Qa), kerakal, kerikil, lanau, pasir, lempung dan sisa tumbuhan.

Batu Gamping Koral (Ql), koloni koral, ganggang dan beyozoa.

Formasi Kanikeh (Tjk),  Perselingan batupasir, serpih, batulanau, dengan sisipan konglomerat dan batugamping.

Batuan Gunung Api Ambon (Tpav),  andesit, dasit, breksi dan tuf.

Batuan Ultramafik (Jku),  harzburgit, dunit, serpentinit, gabro.

2.2 Hidrogeologi

       Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air tanah daerah penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk disekitar daerah ini.

       Kondisi hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer tertentu. Daerah penyelidikan termasuk pada Batuan Gunung ...........(Tpav). Sistem akuifer pada lokasi penyelidikan ini bersumber dari tufa pasiran, pasir tufaan & breksi lapuk dengan produktifitas kecil hingga sedang.

        

BAB III

GEOLISTRIK METODE SCHLUMBERGER

3.1 Dasar Penyelidikan Geolistrik

       Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik, dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan bantuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.

       Berdasarkan hal tersebut diatas, apabila arus listrik searah (direct current) dialirkan kedalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial antara kedua elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima (receiver) dalam satuan millivolt.

       Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan menggunakan sususan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda potensial MN selalu ditempatkan diantara 2 (dua) buah elektroda arus (Gambar 3).

Gambar 3. Susunan elektroda menurut aturan Schlumberger

       Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada jarak-jarak tertentu dengan syarat bahwa jarak MN/2 (1/5 jarak AB/2).

       Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran, maka Hukum Ohm yang digunakan sebagai dasar penyelidikan geolistrik dalam mamperoleh harga tahanan jenis semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh harga tahanan jenis semu dapat ditulis sebagai berikut :

ρ a = П V  (L² – l²)

I. 4I

dimana :

ρ a = Tahanan jenis semu

V   = Beda potensial yang diukur (volt)

I    = Besar arus yang digunakan (Ampere)

L   = Jarak elektroda arus AB (meter)

l    = Jarak elektroda potensial MN (meter)

       Pada metode Schlumberger, kedalaman lapisan yang teridentifikasi ditentukan oleh jarak elektroda arus, sehingga untuk mendapatkan nilai tahanan jenis pada kedalaman yang bervariasi maka pengukuran dilakukan pada jarak AB yang bervariasi dengan memperbesar interval elektroda arus. Bilamana beda potensial yang terukur sangat kecil sehubungan dengan jarak elektroda arus yang sangat besar, maka jarak elektroda potensial dapat diperbesar.

       Pengukuran lapangan dengan alat geolistrik dimaksudkan untuk mengukur nilai hambatan listrik (resistensi) batuan, dimana pada jenis alat tertentu nilai tersebut langsung terbaca, tapi pada jenis alat lain terbaca nilai kuat arus dan beda potensial. Perkalian nilai hambatan listrik dengan faktor geometri menghasilkan nilai tahanan jenis semu (apparent resistivity /r_a).

3.2     Faktor Pembatas Pada Pengukuran Geolistrik

          Pengukuran geolistrik dilapangan bertujuan untuk mengetahui sifat daya hantar listrik batuan dibawah permukaan. Kehadiran material yang mempunyai sifat daya hantar listrik sangat berbeda dengan material batuan akan memberikan nilai daya hantar listrik yang dapat memberikan hasil interpretasi yang tidak akurat.

          Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat keakuratan hasil pengukuran geolistrik adalah sebagai berikut :

1.     Jaringan perpipaan dibawah tanah, baik air minum, telekomunikasi ataupun kelistrikan.

2.     Jaringan listrik diatas permukaan tanah. Pada sistem jaringan tunggal (satu arah), arah bentangan dibuat melintang jaringan.

3.     Tingkat kerapatan bangunan akan memberikan pengaruh terhadap nilai daya hantar listrik, terutama pada pengukuran dangkal.

4.     Arah bentangan geolistrik yang tidak seragam terhadap kedudukan perlapisan batuan (strike/dip) ataupun aliran air sungai. Arah bentangan pengukuran disarankan sejajar lurus lapisan dan arah aliran sungai.

5.     Kemiringan topografi. Toleransi kemiringan topografi yang disarankan maksimum 15^o.

6.     Peletakan elektroda yang tidak sejajar atau pada jarak yang tidak seimbang dari titik pusat pengukuran.

BAB IV

CONTOH HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Penampang Tegak Tahanan Jenis

          Dari hasil interpretasi pendugaan geolistrik dan telah dikorelasikan dengan data geologi dan hidrogeologi setempat, di daerah penyelidikan pendugaan geolistrik ini bertahanan jenis antara 9.00 – 800.00 ohm-meter.  Dan dari kisaran harga tahanan jenis tersebut secara umum dapat dikelompokan dengan berdasarkan perbedaan kontras harga tahanan jenisnya, yaitu :

Tahanan Jenis	Perkiraan Litologi	Perkiraan Hidrogeologi
< 11.00	Lempung tufaan, tufa
11.00 – 20.00	Tufa, lempung tufaan, breksi
20.00 – 25.00	Lempung tufaan, tufa pasiran, breksi
25.00 – 30.00	Lempung tufaan, tufa pasiran, breksi
30.00 – 120.00	Perselingan pasir tufaan, tufa pasiran, breksi sisipan lempung tufaan & andesit	Akuifer
120.00 – 190.00	Perselingan pasir tufaanm breksi & andesit sisipan lempung tufaan	Akuifer
190.00 – 200.00	Perselingan pasir tufaan, breksi & andesit	Akuifer
200.00 – 800.00	Perselingan pasir tufaan, breksi & andesit	Akuifer

          Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan dibawah tanah secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak tahanan jenis titik duga geolistrik.

Tabel 1       Hasil Penafsiran dan korelasi antara geologi, hidrogeologi dan pendugaan geolistrik dilokasi penyelidikan.

Gambar 4. Penampang Tegak Tahanan Jenis

4.2  Lapisan Penampang Tegak Tahanan Jenis Arah A-B

       Penampang ini terdiri dari titik duga P1-P2 sehingga dapat diketahui lapisannya, yaitu:

Lapisan 1:

Merupakan lapisan tanah penutup dengan tahanan jenis antara 200.00 – 620.00 ohm meter dengan ketebalan lapisan antara 2.28 – 2.40 meter.

Lapisan 2:

Bertahanan jenis antara 500.00 – 800.00 ohm meter dengan ketebalan lapisan antara 3.77 – 7.65 meter ditafsirkan sebagai lapisan breksi, andesit, tufa pasiran.

Lapisan ini diperkirakan lapisan akuifer.

Lapisan 3:

Bertahanan jenis antara 30.00 ohm meter dengan ketebalan lapisan antara 30.03 – 32.04 meter ditafsirkan sebagai lapisan tufa, lempung tufaan sisipan tufa pasiran.

Lapisan 4:

Bertahanan jenis antara 180.00 – 200.00 ohm meter dengan ketebalan lapisan antara 32.03 – 40.81 meter ditafsirkan sebagai lapisan perselingan pasir tufaan, breksi & andesit.

Lapisan ini diperkirakan lapisan akuifer.

Lapisan 5:

Bertahanan jenis antara 17.00 – 20.00 ohm meter dengan ketebalan lapisan antara 28.32 – 37.76 meter ditafsirkan sebagai lapisan tufa, lempung tufaan, breksi.

Lapisan 6:

Bertahanan jenis antara 110.00 – 120.00 ohm meter dengan ketebalan lapisan antara 9.18 – 16.43 meter ditafsirkan sebagai lapisan perselingan pasir tufaanm tufa pasiran, breksi sisipan lempung tufaan & andesit.

Lapisan ini diperkirakan lapisan akuifer.

Lapisan 7:

Bertahanan jenis antara 9.00 – 10.00 ohm meter dengan ketebalan lapisan antara 45.25 – 49.85 meter ditafsirkan sebagai lapisan lempung tufaan, tufa.

Lapisan 8:

Mengalasi lapisan dengan tahanan 23.00 - 25.00 ohm meter ditafsirkan sebagai lapisan lempung tufaan, tufa pasiran, breksi.

  

Gambar 5. Penampang Tegak Tahanan Jenis Arah A-B

  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

       Dari hasil penafsiran dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1.     Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan baik vertical maupun lateral.

2.     Kondisi hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer tertentu. Daerah penyelidikan termasuk pada Batuan Gunung Api Ambon (Tpav).

3.     Sistem akuifer pada lokasi penyelidikan ini bersumber dari tufa pasiran, pasir tufaan & breksi lapuk dengan produktifitas kecil hingga sedang.

4.     Untuk lokasi di  (P1 & P2), penyebaran akuifer relatif menebal di sekitar titik duga P1 hingga radius maksimal ± 20 meter dari titik duga P1.

5.     Untuk lokasi di P(P3), formasi batuan yang relatif sama masih bisa diketemukan hingga radius maksimal ± 20 meter dari titik duga P3.

6.     Tabel ketebalan akuifer pada titik duga geolistrik (P):

Titik Duga	Kedalaman	Litologi
P1	2.28 – 6.05	Breksi, andesit, tufa pasiran
	38.09 – 78.90	Perselingan pasir tufaan, breksi & andesit
	107.22 – 123.65	Perselingan pasir tufaan, tufa pasiran, breksi sisipan lempung tufaan & andesit
P2	2.40 – 10.05	Breksi, andesit, tufa pasiran
	40.08 – 72.11	Perselingan pasir tufaan, breksi & andesit
	109.87 – 119.05	Perselingan pasir tufaan, tufa pasiran, breksi sisipan lempung tufaan & andesit
P3	1.20 – 15.85	Perselingan pasir tufaan, breksi & andesit
	95.05 – 132.08	Perselingan pasir tufaan, breksi & andesit sisipan lempung tufaan

5.2 Saran – Saran

I.	-	Pengeboran di areal perumahan Griya Pesona dapat dilakukan dengan kedalaman 80 hingga 130 meter di sekitar titik duga P1.
	-	Prakiraan kapasitas (debit) air tawar yang dihasilkan dengan kedalaman pengeboran yang direkomendasikan adalah 1 hingga 2,5 liter/detik.
	-	Harap diperhatikan ketika proses pengeboran nantinya karena akan dijumpai batuan yang keras dan kompak berupa breksi & andesit.
	-	Setelah pengeboran selesai, disarankan untuk dilakukan penyelidikan penampang sumur bor (well logging). Agar dapat menentukan letak saringan pada akuifer yang akan disadap dengan lebih tepat dan akurat.
II.	-	Pengeboran di areal perumahan Pesona Alam Estate dapat dilakukan di sekitar titik duga P3 dengan kedalaman ± 140 meter.
	-	Prakiraan kapasitas (debit) air tawar yang dihasilkan dengan kedalaman pengeboran yang direkomendasikan adalah 1 hingga 1,5 liter/detik.
	-	Harap diperhatikan ketika proses pengeboran nantinya karena akan dijumpai batuan yang keras dan kompak berupa breksi & andesit.
	-	Setelah pengeboran selesai, disarankan untuk dilakukan penyelidikan penampang sumur bor (well logging). Agar dapat menentukan letak saringan pada akuifer yang akan disadap dengan lebih tepat dan akurat.

Harga Untuk Penyelidikan Tanah (Uji Sondir, Deep Boring, Standart Penetration Test) 

silahkan langsung hubungi customer service kami, dan kami siap melayani.

GUNAKAN JASA SURVEI GEOLISTRIK DAN LOGGING TEST KAMI DENGAN PENGERJAAN TERBAIK DAN TERPERCAYA MANTAPKAN PILIHAN ANDA DI KAMI

Angkat Telepon Anda dan Hubungi Kami

Jangan ragu untuk sekedar berkonsultasi tentang SUMUR BOR & SOIL Anda.

Anda adalah prioritas utama dalam pekerjaan kami.

0813-1124-4499   | 0856-9121-2424

Technical Support: 24 jam | Sales: Senin-Minggu 07.00 - 21.00

jasageolistrik@gmail.com

Technical Support: 24 jam | Sales: Senin-Minggu 16.00- 21.00

indonesiadrilling@gmail.com

Technical Support: 8 jam | Sales: Senin-kamis 07.00- 15.00